Sekilas nampak seperti perempuan biasa. Raut yang sama, tanpa muram. Berjalan kecil di tengah keramaian. Seolah menari-nari, riang ditiap pandangannya.
Aku tak tahu, aku tak mengenalnya. Seiring waktu, cahayanya mulai nampak begitu indah. Cahaya lembut, halus, bagaikan sutera yang jatuh ke telapak tangan.
Tatkala roda empat berjalan, berjajar dia dibaris 3 dari rentetan kursi kendaraan ini. Jauh, remang lampu yang padam. Dibelakang tertawa, menghilang dari kejenuhan warna-warni.
Saat turun pada satu lokasi. Ramai bersama menuju jalan sang pengiring. Ada satu dari sekian perempuan yang mengeluarkan sisa makanan dalam tubuhnya, tiada yang menghampiri. Seharusnya pengiring membantu dia dalam menghilangkan jerit payah kotoran perut, kotoran yang keluar lewat mulut akibat dari jauhnya perjalanan.
Namun, ditengah sesakku melihatnya, nampak cahaya perempuan itu. Perempuan tersebut keluar dan mulai meringankan jerit perutnya. Seolah aku ingin mengucapkan terima kasih atas kepadanya, kini aku bisa tersenyum, ketika cahayanya bermain kecil didepan mataku.
This entry was posted
on 01.54
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
Categories
- Alam Semesta (2)
- Universe (4)
0 komentar