Sekilas wajahnya muram. Tanpa sebab, tanpa alasan. Dari dekat terlihat galau yang begitu dalam. Curiga lagi dalam bingkai merahnya.
Putih yang diinginkan, selalu menjadi aral bagi dirinya. Putih bagian dari dirinya.
Semenjak bertemu dengan kegelapan, sirnah sudah apa yang menjadi bagiannya. Dia begitu marah, dan benci dengan kegelapan. Baginya dunia ini mesti putih.
Aku tersenyum, aku diam. Tanpa gelap bagiku putih takkan ada artinya, demikian sebaliknya. Begitu sempurna ciptaan Tuhan. Diantara keduanya terselip warna dasar sifat manusia. Warna bagian dari kehidupan anti tebang.
This entry was posted
on 23.28
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 komentar